Mengenai Saya

Foto saya
Teknik Elektro STT Telkom Bandung Mengajar di SMA Pesantren Unggul Al Bayan Sukabumi, Peraih Medali Olimpiade Sains Nasional Guru Fisika tahun 2011, Penulis buku Betmen Fisika

Senin, 13 Oktober 2014

AKAL DAN NAFSU, SEBAGAI KESEMPURNAAN MANUSIA

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Seraya mengucap syukur dan mengharap ridho Allah SWT, agar hari ini berkah, kita mampu bersedekah, dan dijauhkan dari musibah, mari kita bertafakur, menyelami jiwa dan ingatan kita, sudahkah kita beramal sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Sudahkah kita berupaya membuktikan cinta kita kepadanya dengan amalan-amalan sunnah nya?

Allah menciptakan manusia dibekali dengan akal dan nafsu sebagai kesempurnaan penciptaannya. Manusia menjadi sempurna karena akal dan nafsunya.

Selain manusia Allah menciptakan pula mahluk lain, yaitu malaikat yang diberi akal, tapi tak diberi nafsu. Kesempurnaan malaikat dalam penciptaannnya adalah karena tidak dibekali nafsu.

Allah menciptakan pula hewan, yang dibekali nafsu, tapi tak diberi akal.

Jika kita sadari, Allah memuliakan kita sebagai manusia dengan diberikan pilihan amal sesuai dengan yang diinginkan oleh akal dan nafsunya. Berbeda dengan malaikat, Allah tidak membekali nafsu padanya, sehingga malaikat tidak diberi pilihan amal. Jika Allah menghendaki malaikat sujud selamanya, maka malaikat akan sujud selamanya tanpa ada keinginan untuk membantah.

Sedangkan hewan, tidak memiliki akal, sehingga amalnya hanya sesuai dengan insting nafsunya. Hewan tidak diberikan tuntutan untuk membedakan perbuatan benar dan salah. Karena ketiadaan akalnya, maka hewan tidak dimintai pertanggungjawaban di hari akhir kelak.

Dan Allah memuliakan kita sebagai manusia karena kita diberikan pilihan amal. Allah mempersilahkan kita bertindak baik, atau buruk, terserah keinginan akal dan nafsu kita. Dan karena keberadaan akal yang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, manusia akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir kelak. sehingga akan terbagilah manusia pada dua golongan, yaitu manusia beruntung yang dijanjikan syurga, karena dengan akalnya, mampu menuntun nafsunya untuk amal yang baik. Golongan yang lain adalah manusia yang merugi, yaitu yang akalnya lebih banyak mempersilahkan nafsu untuk beramal buruk.

Manusia yang berada pada lingkungan buruk, dan terbiasa dengan melakukan keburukan, kemaksiatan, akalnya akan terisi lebih banyak dengan keburukan. Akalnya akan menjadi permisif pada kemaksiatan. Hingga ia akan mempersilahkan dirinya untuk terus memuaskan nafsu kemaksiatan. Hatinya baru akan puas jika telah memenuhi hawa nafsunya. Berhati-hatilah dengan sifat malas, selalu mengutamakan hiburan dan kesenangan, karena tidak akan lama, diri kita akan terbiasa dengan itu.

Manusia yang berada pada lingkungan baik, dan terbiasa dengan melakukan kebaikan, amal ibadah, akalnya akan terisi lebih banyak dengan kebaikan. Sehingga nafsunya akan terbiasa untuk mengajak diri pada kebaikan. Hatinya akan puas jika setiap hari telah melakukan kebaikan, dan bersedih jika ia terlewat akan satu kebaikan yang tidak sempat dilakukan.

Menjadi baik, atau menjadi buruk adalah pilihan kita. Akal kita harus kita biasakan berada pada lingkungan yang baik, agar terbiasa membatasi nafsu, mengarahkannya pada yang baik. Artinya sebagai manusia yang beriman pada hari akhir, sudah seharusnya kita isi akal kita dengan ilmu yang bermanfaat, agar amal kita terarah menuju amal yang dijanjikan syurga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut